Infosurabaya I Surabaya – Universitas Airlangga (Unair) Surabaya mengintegrasikan teknologi pengenalan wajah (face recognition) ke dalam sistem kehadiran mahasiswa, sebagai langkah antisipatif terhadap praktik perjokian dan kecurangan akademik.
Inovasi ini diimplementasikan pertama kalinya pada Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) 2025 dan akan diterapkan secara berkelanjutan dalam perkuliahan.
Rektor Unair, Prof. Muhammad Madyan, menjelaskan bahwa sistem ini merupakan pengembangan dari sistem registrasi berbasis geometrik yang telah ada sebelumnya. Penerapan teknologi face recognition bukan hanya bertujuan untuk meningkatkan efisiensi administrasi, tetapi juga untuk menegakkan integritas dan transparansi akademik. Sistem ini mampu mendeteksi dan mencegah praktik titip absen dan perjokian dengan akurat dan cepat.
“Jujur ini sangat membantu karena mendata mahasiswa sangat gampang, kita tinggal masuk dan face regocnition terus beres. Sangat bagus memudahkan kita absen, gak gampang adanya manipulasi titip absen, karena mahasiswa harus datang sendiri,” ujar Reyhan Rajendra, Mahasiswa Unair, Jumat (1/8/2025).
Baca Juga : Mahasiswa UNAIR Ciptakan Sabnn dari Limbah Cangkang Kerang Hijau
Selama PKKMB, perangkat face recognition ditempatkan di seluruh pintu masuk gedung-gedung utama, termasuk Airlangga Convention Center, Plaza Airlangga, dan berbagai fakultas. Sistem ini mampu mengenali wajah mahasiswa dalam hitungan detik, mencatat kehadiran secara otomatis, dan menghasilkan data kehadiran yang valid.
Respon positif datang dari mahasiswa. Reyhan Rajendra, salah satu mahasiswa baru Unair, menyatakan bahwa sistem ini sangat membantu dan memudahkan proses absensi, menghilangkan potensi manipulasi data. Senada dengan Reyhan, Fajar, mahasiswa Unair lainnya, juga memuji kemudahan dan akurasi sistem face recognition dalam mencatat kehadiran. Ia menekankan pentingnya inovasi teknologi ini dalam menjaga integritas akademik.
Prof. Madyan kembali menegaskan komitmen Unair terhadap transparansi dan integritas akademik melalui penerapan teknologi ini. Tahun akademik ini, Unair menerima 9.347 mahasiswa baru, terdiri dari 604 mahasiswa D3, 1.664 mahasiswa D4, dan 7.079 mahasiswa S1 dari 63 program studi. Dengan sistem face recognition, Unair berharap dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih adil dan terbebas dari praktik kecurangan.
“Pemanfaatan teknologi Face Recognition bukan sekadar efisiensi, tetapi bagian dari komitmen Unair terhadap integritas dan transparansi dalam penyelenggaraan kegiatan akademik. Teknologi Face Recognition ini bukan hanya untuk kemudahan, tetapi juga komitmen terhadap integritas akademik,” tandasnya.
Inovasi ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi perguruan tinggi lain dalam meningkatkan kualitas pengawasan dan tata kelola akademik. Keberhasilan implementasi sistem ini di Unair menandai sebuah langkah maju dalam pemanfaatan teknologi untuk mendukung integritas dan efisiensi pendidikan tinggi di Indonesia.(Kdm)
- Dipublikasi Pada 2 Agustus 2025
- Baru Saja di Update Pada Agustus 2, 2025
- Temukan Kami di Google News
Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).
