Bursa Efek Indonesia Wilayah Jawa Timur Gelar Media Gathering 2025

Cita Mellisa selaku Kepala Wilayah Jawa Timur PT Bursa Efek Indonesia saat Media Gathering (dokpri)

infosurabaya.com | SURABAYA – Sebelum membahas bursa efek, Cita Mellisa selaku Kepala Wilayah Jawa Timur PT Bursa Efek Indonesia melontarkan candaan-candaan ringan dihadapan kurang lebih 30 jurnalis dari beberapa media Surabaya.

“Saat ini pengusaha sangat optimis dengan terpilihnya Menteri Keuangan seorang pria, serba berkelimpahan. Serba apa-apa ada. Tapi kalau Menteri Keuangannya seorang wanita, apa-apa dibatasi. Dalam hatiku curhat opo piye?” kelakar Cita ketika membuka acara Media Gathering Kantor Perwakilan BEI Jawa Timur.

Acara yang dilaksanakan Selasa (21/10/25) sore tersebut mengambil lokasi di lantai 09 Aloft surabaya/” title=”hotel surabaya”>Hotel Surabaya.

Saat ini ada 2 divisi yang datang ke Surabaya yaitu Divisi Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan serta Divisi Keanggotaan Anggota Bursa. Dua divisi ini secara reguler melakukan audit ke anggota bursa yang terdapat dari bursa efek indonesia. Saat ini anggota Bursa di Indonesia terdiri dari lokal 64 dan joint venture ada 28. Sehingga totalnnya 92. Kalau di Surabaya sendiri paling banyak dari kota-kota lain di Jawa Timur.

“Kalo di kota lain seperti di Banyuwangi, Jember, Madura, kita ini ada kepanjangan tangan yaitu ada galeri investasi Bursa Efek Indonesia. Dimana galeri investasi tersebut merupakan kerjasama dari 3 pihak. Antara kampus, BEI dan perusahaan Sekuritas. Jadi para investor ataupun calon investor tidak perlu jauh-jauh ke perusahaan sekuritas yang ada di Surabaya. Mereka bisa langsung ke galeri investasi.” jelas Cita.

Selanjutnya Cita melontarkan pertanyaan kepada para awak media, apa bedanya emiten dan perusahaan tercatat.

Salah satu jurnalis menjawab dengan benar yaitu kalau emiten obligasi adalah perusahaan yang memperuangkan program sukuk, obligasi dan saham. Tidak harus Tbk dan harus di rating dulu. Sedangkan Perusahaan Tercatat, dia tercatat untuk memperdagangkan saham di bursa. Harus sudah Tbk. Kalau sudah Tbk berarti ratingnya lebih tinggi dari perusahaan non Tbk.

Di Bursa Efek Indonesia sendiri ada 29 kantor perwakilan selain di Surabaya. Ada 28 di ibu kota propinsi selain Solo. Yaitu ketika pak Jokowi menjabat, dibukakan kantor perwakilan. Sedangkan investor BEI sendiri hampir menyentuh 19 juta. Tahun penambahannya sudah mencapai 4 juta investor. Cukup luar biasa, memang penambahan yang cukup signifikan adalah investor muda yaitu rata-rata di bawah usia 31 tahun.

Dari Pasar Modal Syariah sendiri mendominasi dari jumlah perusahaan tercatat atau saham di BEI sebanyak 657 perusahaan atau 68.9% dari total jumlah perusahan tercatat di bursa efek Indonesia.

Perusahaan di bursa efek atau perusahaan yang tercatat jumlahnya 956. Sekarang jarang ada pengumuman l*redng. L*redng sekarang lebih ketat seleksinya. Jadi kalau yang bener-bener sudah berhasil l*redng itu adalah perusahaan yang memang sudah terbukti dan ter-verivied oleh BEI dan OJK.

“Ternyata sekarang lebih banyak jumlahnya nasabah yang bandel daripada sekuritas yang bandel. Makanya kalau ada kasus di medsos, kita harus melihat dari dua sisi. Setelah dilakukan cek, banyak nasabah yang nakalan. Karena kita tidak tahu apa yang terjadi di balik itu semua. Banyak yang ingin merusak citra sekuritas. BEI terus menerus berupaya melindungi investor.” papar Cita.

Kemudian dari sisi obligasi sudah tercatat 136 produk obligasi yang sudah tercatat di bursa. Pasar modal di Jawa Timur sendiri sudah ada 56 Emiten yang merupakan satu-satunya provinsi yang mempunyai AEI selain DKI Jakarta. Anggota bursa berjumlah 91 perusahaan, 50 diantaranya memiliki kantor cabang di Jawa Timur. Perusahaan aset manajemen yang mempunyai kantor cabang di Jawa Timur berjumlah 9 perusahaan. Dan Jawa Timur memiliki GI BEI berjumlah 91 (9.3% dari jumlah nasional) merupakan yang terbanyak di Indonesia. Total GI BEI di Indonesia berjumlah 974.

Sedangkan kota dengan transaksi terbanyak sesuai urutan adalah Surabaya, Malang, Sidoarjo, Kediri dan Mojokerto.

Sedangkan program-program antara lain BERKAH (Belajar Terkait Investasi Syariah), BANTER ( Belajar Investasi Untuk Karyawan Perusahaan Tercatat), MABAR CERITA (Mahasiswa Baru Cerdas Investasi dan Literasi Keuangan) dan TIMNAS (Tingkatkan Manfaat Investasi dan Literasi Untuk ASN). (*red)