
infoSurabaya | Surabaya- Dekan Fakultas Kedokteran Untag Surabaya, dr. Poerwadi, Sp.B, Sp.BA (K), adalah salah satu dokter terpenting dalam operasi pemisahan bayi kembar siam di tanah air. Bersama tim Bayi Kembar Siam, ratusan kasus bayi kembar siam pernah ditangani dokter spesialis bedah anak ini, selama berdinas di Rumah Sakit Umum Daerah dr Soetomo, Surabaya.
Dalam sesi berbagi ilmu melalui siaran langsung Instagram dengan tema “Operasi Ratusan Bayi Kembar Siam di Indonesia” pada Jumat, (14/3), oleh Fakultas Kedokteran (FK) Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya. dr. Poerwadi, membagikan cerita dan pengalamannya selama menangani kasus bayi kembar siam di tanah air.
dr. Poerwadi merupakan anggota Persatuan Dokter Spesialis Bedah Anak Indonesia (PERBANI) yang saat ini aktif berpraktik di Rumah Sakit Darmo dan Rumah Sakit Al-Irsyad Surabaya, mengungkapkan bahwa menjadi dokter bedah anak adalah keputusan yang didasarkan pada panggilan hati.
“Bagi saya, menjadi dokter bedah anak bukan sekadar profesi, tetapi sebuah panggilan hati. Anak-anak adalah tunas bangsa yang harus diselamatkan. Mereka adalah manusia suci dan amanah yang Tuhan hadirkan ke dunia. Saya merasa bertanggung jawab untuk memberikan yang terbaik bagi mereka,” ungkapnya.
Dari sekian kasus kelainan bawaan pada anak yang membutuhkan operasi pembedahan, yang pernah ditanganinya, yang paling menarik adalah kasus langka bayi kembar siam. Ini karena, kasus langka kembar siam adalah satu kasus untuk setiap 200 ribu kelahiran. Dari semua kelahiran kembar siam, hanya sekitar 40% yang lahir hidup.
Dari yang lahir hidup, 75% meninggal pada hari-hari pertama. 25% yang bertahan hidup, sering kali disertai dengan kelainan bawaan.Tingkat kelangsungan hidup kembar siam, yang menjalani pemisahan elektif dan bertahan hidup mendekati 80%. Tingkat kelangsungan hidup kembar siam yang memerlukan pemisahan darurat, sekitar 25% hingga 30%. Sementara jenis-jenis kembar siam ada berjenis Thoracopagus ( depet dada), Omphalopagus ( depet perut), Pygopagus (depet pinggul), Craniopagus ( depet bagian kepala) , Ischiopagus ( depet tulang sepajang tulang belakang) , dan lainnya.
Dan, dr. Poerwadi juga adalah salah satu dokter yang paling berpengalaman dalam menangani kasus kembar siam di Indonesia. Hingga kini, ia telah menangani sekitar 144 kasus bayi kembar siam, baik yang baru lahir maupun yang berada dalam kondisi kritis. Selain aktif dalam dunia medis, ia juga sering mengedukasi masyarakat mengenai kondisi ini agar orang tua lebih siap menghadapi kemungkinan tersebut.
Salah satu pertanyaan yang kerap muncul adalah apakah bayi kembar siam pasti tidak bisa diselamatkan. “Belum tentu. Keberhasilan penanganan kembar siam bergantung pada kerja sama yang baik antara orang tua, tim medis, serta tentunya atas izin Tuhan Yang Maha Esa. Dari pengalaman saya, banyak bayi kembar siam yang berhasil bertahan, bahkan ada yang telah menikah dan memiliki anak. Namun, bagi yang tidak selamat, kita selalu berusaha sebaik mungkin hingga titik darah penghabisan,” jelasnya.
dr. Poerwadi juga menjelaskan bahwa bayi kembar siam dapat dideteksi sejak dalam kandungan. “Kembar siam biasanya bisa dideteksi pada trimester kedua kehamilan, sekitar usia kehamilan 18 hingga 24 minggu. Pemeriksaan dilakukan dengan ultrasonografi (USG), yang memungkinkan dokter melihat apakah ada kelainan dalam pembagian tubuh atau organ bayi yang menunjukkan bahwa mereka saling terhubung,” paparnya.
Saat ditanya mengenai kasus paling sulit yang pernah ditangani, dr. Poerwadi berbagi kisah yang cukup mengharukan. “Jika sebuah kasus sudah dirujuk ke saya, biasanya memang sudah sangat rumit. Saya pernah menangani kembar siam yang masing-masing memiliki paru-paru dan hati, tetapi salah satunya tidak memiliki jantung. Ada juga kasus di Batam, di mana bayi kembar siam memiliki paru-paru yang menyatu. Saat itu, saya sangat tersentuh karena sang ayah mengenakan kaus bertuliskan ‘Selamat Menjalankan Operasi Kembar Siam’ sebagai bentuk dukungan kepada kami,” kenangnya.
Salah satu topik yang juga dibahas dalam sesi ini adalah faktor penyebab bayi kembar siam. “Kembar siam terjadi karena dua embrio yang seharusnya terpisah tidak dapat berkembang menjadi individu yang benar-benar terpisah. Penyebabnya bisa karena faktor genetik atau kelainan dalam proses pembelahan sel pada tahap awal perkembangan. Meski demikian, ibu hamil tetap disarankan untuk menjaga asupan nutrisi dengan baik, seperti mengonsumsi vitamin B6 dan protein, yang penting untuk kesehatan ibu dan janin,” jelasnya.
Sementara itu, sebagai dekan FK Untag Surabaya, dr. Poerwadi memiliki alasan tersendiri mengapa memilih untuk bergabung dengan universitas ini. “Saya melihat visi Untag Surabaya yang ingin menghasilkan mahasiswa dengan jiwa patriotisme. Ini sejalan dengan rasa cinta tanah air yang saya miliki. Saya bercita-cita mencetak dokter yang tidak hanya unggul dalam ilmu, tetapi juga memiliki semangat pengabdian terhadap bangsa,” tuturnya.
Sebagai dokter bedah anak, dr. Poerwadi tidak hanya menimba ilmu di dalam negeri, tetapi juga di berbagai negara seperti Belanda, Jepang, dan China. Ia menyelesaikan pendidikan Spesialis Bedah Anak di Universitas Pengukuhan Kolegium Ilmu Bedah Anak Indonesia dan terus mengembangkan keahliannya di bidang bedah anak.
Sharing session yang diadakan FK Untag Surabaya ini memberikan wawasan yang sangat bermanfaat. Saat ini, FK Untag Surabaya membuka pendaftaran mahasiswa baru hingga akhir Maret 2025. Fakultas ini menawarkan berbagai keunggulan, termasuk fasilitas kadaver serta digital anatomy agar mahasiswa mampu mempelajari struktur tubuh manusia dengan teknologi canggih. Dengan fasilitas modern tersebut, FK Untag berkomitmen mencetak lulusan yang kompeten dan siap berkontribusi di dunia medis. (bro)
- Dipublikasi Pada 17 Maret 2025
- Baru Saja di Update Pada November 20, 2025
- Temukan Kami di Google News
Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).
