Surabaya (( Info Surabaya)) – Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, Lia Istifhama, menggelar kegiatan penyerapan aspirasi masyarakat bertema Penguatan Demokrasi Substansial Berdasarkan Pancasila bersama Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan relawan, bertempat di Gedung BKSM Jawa Timur, Selasa (23/12/2025).
Kegiatan dialog kebangsaan tersebut dihadiri oleh mahasiswa, pelajar, aktivis organisasi kepemudaan, hingga relawan sosial. Dalam forum itu, Lia Istifhama yang akrab disapa Ning Lia menegaskan bahwa demokrasi tidak boleh dimaknai sebatas proses elektoral lima tahunan, melainkan harus dihidupi melalui partisipasi aktif masyarakat dalam kehidupan sosial, pendidikan, dan kebijakan publik.
“Politik itu memengaruhi kita semua. Karena itu, jangan sampai politik hanya dipahami sebagai kepentingan pribadi, tetapi sebagai strategi untuk membaca dan mengambil peluang demi kebaikan bersama,” ujar Ning Lia di hadapan peserta dialog.
Perempuan yang dinobatkan sebagai Wakil Rakyat Paling Populer dan Paling Disukai versi ARCI 2025 itu menekankan bahwa keterlibatan politik tidak selalu identik dengan jabatan formal. Menurutnya, setiap warga negara—baik mahasiswa, pelajar, maupun orang tua—memiliki peran strategis dalam menentukan arah masa depan bangsa.
“Kepedulian orang tua terhadap pendidikan dan masa depan anaknya juga merupakan keputusan strategis yang bernilai politik. Semua tindakan yang dilakukan untuk kepentingan bersama adalah bagian dari demokrasi substansial,” jelas Ning Lia.
Dalam sesi dialog interaktif, Senator asal Jawa Timur tersebut juga mendorong generasi muda untuk memiliki kepercayaan diri (confidence) dalam berorganisasi dan berani mengambil peran strategis di ruang publik. Ia menilai anak muda harus mampu membaca peluang, berpijak pada nilai Pancasila, serta mengangkat isu-isu besar yang berdampak langsung pada masyarakat.
“Isu-isu seperti mafia tanah, ketimpangan hukum, dan penyalahgunaan celah regulasi membutuhkan keberanian generasi muda untuk bersuara dan mengambil posisi secara positif,” tegasnya.
Ning Lia menambahkan bahwa demokrasi substansial menuntut adanya proses bargaining politik yang sehat, berpihak pada kepentingan publik, dan berorientasi pada solusi. Ia mengingatkan agar generasi muda tidak terjebak pada ambisi personal semata, tetapi lebih fokus pada kontribusi nyata.
“Jangan hanya bertanya ‘aku ingin jadi apa’, tetapi ‘bagaimana caranya berbuat’. What to itu penting, tetapi how to jauh lebih penting,” pungkas Ning Lia, yang juga peraih DetikJatim Award 2025 dan alumni program doktor UIN Sunan Ampel Surabaya.
Kegiatan ini diharapkan mampu memperkuat kesadaran politik generasi muda serta menumbuhkan praktik demokrasi yang berakar pada nilai-nilai Pancasila dan kepentingan rakyat luas. (*)
Continue Reading
- Dipublikasi Pada 25 Desember 2025
- Baru Saja di Update Pada Desember 25, 2025
- Temukan Kami di Google News
Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).
