infosurabaya |Surabaya -Universitas Surabaya (Ubaya) kembali mengukuhkan tiga guru besar baru dari Fakultas Teknik, Fakultas Bisnis dan Ekonomika serta Fakultas Farmasi. Adalah Prof. The Jaya Suteja, S.T., M.Sc., Ph.D., dari Fakultas Teknik, Prof. Aluisius Hery Pratono, S.E., M.D.M., Ph.D., dari Fakultas Bisnis dan Ekonomika, dan Prof. Dr. apt. Dini Kesuma, S.Si., M.Si., dari Fakultas Farmasi. Pengukuhan sendrii digelar pada Kamis (27/2) di Gedung Perpustakaan lantai 5, Kampus Ubaya Tenggilis.
Rektor Ubaya Dr. Ir. Benny Lianto, M.M.B.A.T, sangat bangga dengan pengukuhan ini. Karena ini, menjadi bukti teladan akademisi ditiga bidang keilmuan, yaitu ekonomi, farmasi, dan teknik.
“Keluarga besar Ubaya turut bangga. Di tahun 2023 saat Ubaya berusia 55 tahun, Ubaya mencanangkan 55 guru besar hingga tahun 2027. Hari ini sudah genap 29 guru besar aktif dan empat emiritus,” ungkapnya dalam sambutan.
Ia berharap, dengan bertambahnya jumlah profesor dapat mendorong terciptanya riset dan inovasi unggul serta berdampak bagi masyarakat. “Riset dan inovasi berkualitas lahir dari ide dan gagasan yang visioner. Sehingga hasil inovasinya bisa berguna bagi masyarakat sekitar,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah VII Jawa Timur, Prof. Dr. Dyah Sawitri, S.E., M.M., menyambut optimis bertambahnya tiga guru besar baru menjadi profesor yang berdampak bagi Indonesia. “Kami mengucapkan selamat dan sukses untuk Ubaya dan kami berharap bisa mendukung program pemerintah, yaitu swasembada pangan, pengentasan kemiskinan, dan stunting,” ujarnya.
Sementara itu, dalam orasinya, Prof. The Jaya Suteja, S.T., M.Sc., Ph.D., sebagai guru besar dalam bidang Ilmu Teknik Mesin menyampaikan orasi ilmiahnya berjudul “Potensi Implementasi 3D Printing di Bidang Kesehatan”.
Penelitiannya bertujuan untuk menunjukkan potensi untuk mendukung tujuan ketiga dalam Sustainable Development Goals (SDGs) yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong kesejahteraan bagi semua usia. “Sebagai sebuah teknologi, 3D printing dapat bekerja dengan cara menambahkan dan menyambung material lapisan demi lapisan menggunakan pelelehan, penyinaran, penyemprotan atau pemanasan yang dilakukan oleh print head atau nozel,” ujar lulusan doktor Queensland University of Technology, Australia ini.
Sedangkan dalam orasi Prof. Aluisius Hery Pratono, S.E., M.D.M., Ph.D., sebagai guru besar dalam bidang Ilmu Bisnis Digital menyampaikan orasi ilmiahnya berjudul “Cognitive Bias dalam Ekonomi Digital: Sebuah Refleksi”. Dari penelitian tersebut, ia memprediksi bahwa digitalisasi bukan lagi konsep yang populer di masa mendatang.
“Pertama kali belajar ekonomi di perguruan tinggi, saya dikenalkan dengan teori utilitas. Saya merasa cukup kewalahan ketika mencoba menerapkan beberapa formula tersebut, khususnya dalam kehidupan sehari-hari. Kini, ekonomi digital sangat kuat dan bisa kita alokasikan melalui sumber daya untuk mewujudkan konsumsi di masa depan. Mungkin suatu saat nanti digitalisasi bukan lagi konsep yang popular. Kekhawatiran saya mungkin umurnya tidak lama, karena popularitas digital cepat sekali naik,” ungkap lulusan Othman Yeop Abdullah Graduate School of Business, Universiti Utara Malaysia itu.
Dalam orasi ilmiah ketiga, yang disampaikan oleh Prof. Dr. apt. Dini Kesuma, S.Si., M.Si., guru besar dalam bidang Ilmu Pengembangan Obat pada Fakultas Farmasi Ubaya. Ia membahas mengenai “Inovasi dalam Kimia Medisinal: Harapan Baru dalam Pengobatan Kanker Payudara”. Ia menerangkan, dalam dunia medis, kimia medisinal memainkan peran sentral sebagai jembatan antara ilmu kimia dan ilmu farmasi.
“Dengan pemahaman yang mendalam tentang struktur molekul, kimia medisinal dapat berperan dalam memahami mekanisme kerja obat pada tingkat molekul, meningkatkan efikasi, dan mengurangi efek samping obat,” jelas Wakil Dekan II Fakultas Farmasi Ubaya ini.(*/bro)
- Dipublikasi Pada 1 Maret 2025
- Baru Saja di Update Pada Maret 1, 2025
- Temukan Kami di Google News
Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).
