Quantcast

Keris Bukan Sekadar Pusaka, Modal Budaya dan Ekonomi Bangsa – Kabar Surabaya

SURABAYA (( Info Surabaya)) — Anggota DPD RI DR. Lia Istifhama, S.Sos., S.H.I., M.EI menegaskan pentingnya pelestarian keris sebagai identitas budaya sekaligus potensi ekonomi bangsa. Hal tersebut disampaikannya saat menghadiri kegiatan Pusaka Warisan Nusantara, Mercusuar Dunia yang digelar Paguyuban Brojo Wahni Nusantara di kawasan Joyoboyo, Surabaya, 19–21 Desember 2025.

Perempuan yang akrab disapa Ning Lia itu menilai, pengenalan budaya kepada generasi muda tidak bisa lagi sebatas romantisme masa lalu, tetapi harus dikemas sebagai kekuatan strategis bangsa di tengah arus globalisasi.

“Kita harus memastikan anak-anak kita tahu bahwa Indonesia adalah bangsa yang kaya budaya. Budaya bukan hanya soal warisan, tetapi identitas bangsa yang harus dijaga dan dikembangkan secara berkelanjutan,” ujar Lia Istifhama.

Menurutnya, keris merupakan contoh nyata karya budaya Nusantara yang memiliki nilai sejarah, seni, teknologi, sekaligus filosofi tinggi. Karena itu, negara harus hadir memberikan dukungan konkret, baik dari sisi regulasi, edukasi, hingga penguatan sektor ekonomi kreatif dan pariwisata berbasis budaya.

“Keris sebagai karya seni dan budaya memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai bagian dari ekonomi kreatif yang mampu menembus pasar global. Ini bukan soal mistik, tetapi tentang kecerdasan leluhur dan keunggulan peradaban Nusantara,” tegasnya.

Lia Istifhama juga mengapresiasi upaya Paguyuban Brojo Wahni Nusantara yang konsisten mengedukasi masyarakat, khususnya generasi muda, agar memahami keris secara utuh dan tidak terjebak stigma negatif.

Sementara itu, Ketua Paguyuban Brojo Wahni Nusantara, Gendrayana, menjelaskan bahwa kegiatan tersebut bertujuan meluruskan pemahaman publik tentang keris sebagai warisan budaya. Dalam pameran ini ditampilkan koleksi keris, bahan dan proses pembuatannya yang dijelaskan langsung oleh para empu, serta pameran lukisan sebagai pendukung edukasi visual.

“Kami ingin generasi muda mengenal keris dari sisi sejarah, teknologi, seni, dan filosofi, bukan dari stigma yang selama ini keliru,” katanya.

Apresiasi terhadap kegiatan tersebut juga disampaikan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur, Evy Afianasari, yang menilai gelar pusaka sebagai bentuk nyata penghormatan terhadap sejarah dan jati diri bangsa.

Namun demikian, Lia Istifhama menekankan bahwa keberlanjutan pelestarian budaya membutuhkan sinergi semua pihak.

“Budaya akan tetap hidup jika negara, komunitas, dan generasi muda berjalan bersama. Keris adalah simbol, tetapi yang kita jaga sesungguhnya adalah jati diri Indonesia,” pungkasnya.

Continue Reading

  • Dipublikasi Pada 20 Desember 2025
  • Baru Saja di Update Pada Desember 20, 2025
  • Temukan Kami di Google News

Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).


Follow WhatsApp Channel Infosurabaya.com
Follow