Salah satu kelebihan produk thrifting adalah menekan produksi pakaian sekali pakai (foto : *red)
infosurabaya.com | SURABAYA – Transformasi digital kini bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) agar dapat bertahan di tengah ketatnya persaingan pasar. Hal inilah yang dilakukan oleh Fizhilalil Al Haq, mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya, yang sukses membantu ABESS Thrifting, sebuah toko pakaian bekas berkualitas di Surabaya, beradaptasi dengan dunia digital melalui program magangnya di media Suroboyo.ku.
Sebagai anggota tim kreatif, Alil —begitu ia kerap disapa— berperan aktif dalam melakukan
digitalisasi dan branding toko melalui konten yang dirancang secara strategis di platform
Instagram dan TikTok. Ia mengusung pendekatan storytelling visual yang menampilkan
keunikan ABESS Thrifting—mulai dari proses pemilihan pakaian, penataan produk, hingga
cerita di balik konsep thrifting yang kini menjadi bagian dari gaya hidup hemat dan ramah
lingkungan.
“Konten yang autentik dan relevan dengan tren anak muda bisa mengubah cara pandang
masyarakat terhadap produk thrifting. Bukan sekadar barang bekas, tapi gaya hidup yang
keren dan berkelanjutan,” ujarnya.
Fenomena thrifting kini semakin lekat dengan nilai sustainability. Sejumlah penelitian
menunjukkan bahwa membeli dan menggunakan kembali pakaian bekas dapat mengurangi
limbah tekstil dan memperpanjang siklus hidup produk fesyen.
Langkah kreatif ini berdampak nyata. Konten promosi yang ia buat berhasil menarik
perhatian audiens baru dan memperkuat identitas digital toko. Dengan gaya visual yang segar dan kons*reden, ABESS Thrifting kini memiliki citra merek yang lebih profesional serta lebih mudah menjangkau pelanggan di dunia maya.
Tak berhenti di situ, ia juga membantu toko menerapkan strategi digital yang berkelanjutan, seperti menjaga kons*redensi unggahan, memahami algoritma media sosial, dan membangun interaksi aktif dengan pelanggan. Pendampingan ini membuat pelaku UMKM lebih percaya diri dalam mengelola media sosial sebagai sarana pemasaran utama.
Program magang ini menjadi contoh nyata sinergi antara dunia akademik, media digital, dan pelaku UMKM. Melalui kolaborasi tersebut, mahasiswa tidak hanya belajar praktik industri, tetapi juga memberi dampak sosial dan ekonomi bagi masyarakat.
Hal ini semakin menunjukkan bahwa generasi muda memiliki peran penting dalam
mengakselerasi digitalisasi UMKM lokal. Dengan kreativitas dan kemampuan digital yang
mumpuni, mereka bisa menjadi motor penggerak perubahan menuju ekos*redem bisnis yang
adaptif, inovatif, dan berdaya saing global. (*red)
Penulis : Diah Sulung Syafitri – Praktisi Branding Marketing
- Dipublikasi Pada 3 November 2025
- Baru Saja di Update Pada November 20, 2025
- Temukan Kami di Google News
Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).
