Probolinggo-Bumi terus berputar, dan peradaban manusia terus berubah, dan ilmu pengetahuan terus berkembang, menjadi era yang harus dilalui oleh setiap generasi. Betapa tidak, di era globalisasi dan modernitas yang ditandai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat, mahasantri dituntut untuk terus bisa berfikir, terutama dalam menerapkan ilmu fiqih dalam peradaban di masa sekarang dan masa depan.
Menghadapi tantangan ini, puluhan mahasantri seluruh Indonesia, berkumpul di Pondok Pesantren Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo, untuk menggelar muktamar pemikiran mahasantri seluruh Indonesia yang ke dua. Puluhan mahasantri ini, mengikuti acara yang digelar pada tanggal 20 sampai 23 Januari 2025, di aula Pondok Pesantren Nurul Jadid, dengan serius.
Acara muktamar pemikiran mahasantri Indonesia, yang diadakan oleh lembaga Ma’had aly Pondok Pesantren Nurul Jadid, bertema “ Kontribusi Mahasantri bagi Pemikiran Keislaman Pasca Wacana Fiqih Peradaban” .
Mengingat pentingnya acara yang juga digelar untuk merayakan Haul dan Harlah Pondok Pesantren Nurul Jadid, muktamar ini, menghadirkan narasumber yang berkompeten, seperti Syekh Jamal Faruq Al Daqqaq Al Azhari dekan Universitas Al Azhar, Kairo, Mesir. KH Imdad Robbani, Kepala Biro Pendidikan Pondok Pesatren Nurul Jadid, KH Idris Mubarok Kepala Pesantren Islamiya Syafiiyah dan Dr. Zainuddin Sunarto Kaprodi Hukum Keluarga Islam Pondok Pesantren Nurul Jadid.
Menurut M.Nasihul Umam ketua panitia muktamar, pihak lembaga Ma’had aly sendiri, mengadakan acara tersebut berawal dari keresahan dari pihak mudir (kepala bagian Ma’had aly). Keresahan ini karena minimnya literasi di kalangan mahasantri, khususnya dalam bidang tulis menulis dan juga wacana akan fiqih peradaban.
“Oleh karena itu system dari muktamar pada kali ini, adalah menggunakan call of paper atau bisa disebut dengan aspirasinya para mahasantri yang dipadukan dengan kitab dan artikel-artikel yang diusung oleh mahasantri yang berupa tulisan. Dan juga, call of paper yang dikumpulkan oleh peserta, nantinya, juga akan dipresentasikan, dan akan didiskusikan oleh semua peserta yang turut andil dalam kegiatan tersebut.” terang M.Nasihul Umam.
Lebih lanjut dijelaskannya, pada acara kali ini, pihak acara juga menentukan tema yang berjudul “Kontribusi Mahasantri Bagi Pemikiran ke Islaman Pasca Wacana Fiqih Peradaban”.
“Tema ini diangkat karena, banyaknya gempuran halaqoh fiqih peradaban dan pengaruh untuk khalayak umum ini apa?, dan kontribusi untuk dunia umum ini apa?. Oleh karena itu, pihak acara mengankat tema tersebut, supaya setelah ada banyaknya halaqoh yang diadakan, bagaimana penerapannya, dan juga bagimana kontribusinya, yang dikhususkan untuk cara penerapan pemikiran pasca wacana fiqih pereradaban dengan baik.” ujarnya.
Diharapkan dalam muktamar ini, ada hasil bagaimana cara menerapkan fiqih peradaban yang sekarang ini. Para mahasantri bisa menuangkan pemikirannya lewat tulisan dan cara penerapan fiqih peradaban dimasa sekarang.
Acara ini, juga memiliki banyak agenda-agenda penting yang intinya adalah seminar panel. Di dalam seminar tersebut, terdapat forum diskusi, di mana panitia membuka pengumpulan call of paper terbaik, yang nantinya akan dipresentasikan oleh peserta. Setelah dipresentasikan, di situlah nanti akan berjalan forum diskusi. Di dalam seminar panel sendiri, dibagi menjadi tiga sesi, yang setiap sesi akan diisi empat sampai tujuh peserta yang akan mempresentasikan call off paper meraka.
“Yang paling penting agenda muktamar pada kali ini, untuk mempublikasikan bahwa mahasantri juga bisa nulis, literasinya juga bagus. Supaya orang dunia luar tidak hanya mengenal mahasiswa saja, tapi ada juga yang nama nya mahasantri yang bagus dalam pemikiran dan juga literasinya,” tandasnya. (Fayiz Ramzy Pramuditya)
- Dipublikasi Pada 25 Januari 2025
- Baru Saja di Update Pada Januari 25, 2025
- Temukan Kami di Google News
Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).
