Infosurabaya.com – Memasuki musim hujan, Pemerintah Kota Surabaya mengintensifkan upaya pencegahan demam berdarah dengue (DBD) dengan menggelar Apel Gebyar Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M Plus di Gelanggang Remaja, Jumat (19/12/2025).
Apel dipimpin langsung Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dan diikuti Ketua TP PKK Kota Surabaya Rini Indriyani, jajaran kepala perangkat daerah, camat, lurah, Karang Taruna, perguruan tinggi, hingga Kader Surabaya Hebat (KSH). Usai apel, Eri bersama jajaran turun langsung melakukan pengecekan jentik nyamuk di kawasan Jalan Nangka Kidul, Kelurahan Tambaksari.
Eri mengingatkan masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi lonjakan kasus DBD yang kerap terjadi saat musim penghujan. Ia menekankan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan, terutama menghilangkan genangan air dan barang bekas yang berpotensi menjadi sarang nyamuk.
“Pencegahan jauh lebih efektif dibandingkan penanganan saat kasus DBD sudah meningkat. Pengalaman tahun-tahun sebelumnya menunjukkan kenaikan kasus kerap terjadi ketika lingkungan tidak terjaga dengan baik di musim hujan,” pesan Eri.
Eri tidak lupa mengapresiasi peran Kader Surabaya Hebat yang aktif turun ke masyarakat untuk melakukan pemeriksaan jentik dan mengedukasi warga.
Ia menilai keterlibatan kader menjadi kunci keberhasilan gerakan PSN di tingkat lingkungan.
Eri berharap gerakan bersama ini mampu melindungi Surabaya dari ancaman penyakit, khususnya DBD, sekaligus membangun kesadaran kolektif masyarakat untuk menjaga kesehatan lingkungan secara berkelanjutan.
Sementara Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya Nanik Sukristina mengatakan Apel Gebyar PSN 3M Plus digelar serentak di seluruh wilayah kota.
“Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kewaspadaan masyarakat menghadapi potensi peningkatan kasus DBD, terutama pada periode Januari hingga Mei 2026 yang diprediksi menjadi fase rawan,” ujar Nanik.
Pemkot Surabaya, kata Nanik, kembali menguatkan komitmen gerakan Satu Rumah Satu Jumantik sebagai strategi pencegahan berbasis keluarga. Gerakan ini melibatkan lintas sektor, mulai dari perangkat daerah, RT/RW, fasilitas kesehatan, KSH, pelajar, hingga organisasi kemasyarakatan.
“Tantangannya saat ini pengendalian DBD di Surabaya antara lain tingginya mobilitas penduduk saat libur akhir tahun dan libur sekolah, perubahan iklim ekstrem, serta masih rendahnya partisipasi sebagian warga dalam pemeriksaan jentik secara rutin,” imbuhnya.
Ia mengimbau masyarakat untuk melakukan pemeriksaan jentik minimal sekali dalam sepekan dan memberi perhatian khusus kepada kelompok rentan, seperti warga dengan penyakit penyerta yang berisiko mengalami komplikasi.
Selain edukasi langsung, Pemkot Surabaya juga memperkuat promosi kesehatan melalui media sosial, poster, serta meningkatkan kewaspadaan dini dengan penyelidikan epidemiologi kurang dari 1×24 jam setelah laporan dugaan DBD diterima.
Pemantauan wilayah dilakukan secara berkala berdasarkan zonasi kasus. Wilayah zona hijau dipantau sekali sepekan, sedangkan zona kuning dan merah dua kali dalam sepekan, sebagai upaya menekan potensi penularan sejak dini. ((Red))
- Dipublikasi Pada 19 Desember 2025
- Baru Saja di Update Pada Desember 19, 2025
- Temukan Kami di Google News
Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).
