OJK Provinsi Jatim : Kinerja Intermediasi Perbankan di Jawa Timur Menunjukkan Tren Positif (foto : *red)
infosurabaya.com | SURABAYA – Kantor Perwakilan Lembaga Penjamin Simpanan II berkolaborasi dengan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur, Kantor OJK Provinsi Jawa Timur, dan Kantor Perwakilan Kementerian Keuangan Provinsi Jawa Timur,
menyelenggarakan acara Temu Media dengan tema “Sinergi dan Kolaborasi untuk Menjaga Stabilitas, Mengakselerasi Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur, serta Mendorong Pemerataan Pembangunan di Tengah Momentum Penguatan Kebijakan Ekonomi Nasional dan Ekonomi Kerakyatan”.
Dalam paparannya, Kepala OJK Provinsi Jawa Timur, Yunita Linda Sari, menyampaikan bahwa kinerja intermediasi perbankan di Jawa Timur terus menunjukkan tren positif. Hingga September 2025, Dana Pihak Ketiga tumbuh sebesar 4,81 persen (yoy), sementara kredit meningkat 3,58 persen (yoy).
Kondisi fundamental perbankan tetap terjaga, tercermin dari rasio kecukupan modal yang tinggi, likuiditas yang memadai, dan kualitas aset yang stabil. Penyaluran kredit terbesar masih didominasi oleh sektor Rumah Tangga, Perdagangan Besar dan Eceran, serta Industri Pengolahan yang menjadi penggerak utama ekonomi di Jawa Timur.
Yunita menambahkan bahwa pemerataan pembiayaan juga menjadi perhatian utama. Beberapa wilayah dengan kontribusi PDRB rendah menunjukkan perbaikan dalam akses pembiayaan, yang diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif. Sektor UMKM tetap menjadi prioritas dengan porsi penyaluran kredit mencapai 37,75 persen. Walaupun penyaluran KUR mengalami perlambatan, kualitas kredit tetap terkendali. Implementasi POJK 19/2025 tentang Kemudahan Akses Pembiayaan bagi UMKM menjadi instrumen penting untuk memperluas akses pembiayaan yang mudah, cepat,
dan terjangkau.
Pada sektor pasar modal, aktivitas masyarakat di Jawa Timur menunjukkan peningkatan signifikan. Hingga akhir September 2025, investor Jawa Timur mencatat net buy sebesar Rp7,75 Triliun. Pendanaan melalui Securities Crowdfunding tumbuh 63,56 persen (yoy), sementara jumlah investor meningkat 22 persen. Yunita menyampaikan bahwa meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pasar modal merupakan sinyal positif bagi pendalaman pasar keuangan daerah.
Kinerja subsektor Asuransi, Dana Pensiun, Pembiayaan, dan Lembaga Keuangan Khusus juga tetap stabil. Rasio solvabilitas perusahaan asuransi berada jauh di atas batas ketentuan, aset dana pensiun terus meningkat, dan pembiayaan pergadaian tumbuh pesat mencapai lebih dari 55 persen (yoy). Di samping itu, layanan pendanaan berbasis teknologi (LPBBTI) tumbuh 16,41 persen (yoy), mencerminkan tingginya kebutuhan masyarakat terhadap opsi pendanaan digital yang cepat dan mudah.
Lebih lanjut, Yunita Linda Sari menekankan peningkatan inklusi keuangan menjadi agenda strategis OJK Jawa Timur. Sejak tahun 2024 hingga Oktober 2025, OJK telah melaksanakan 3.192 kegiatan edukasi dengan lebih dari 803 ribu peserta. Program-program seperti LAKU PANDAI, SIMPEL/KEJAR, serta Kredit/Pembiayaan Melawan Rentenir (KPMR) terus diperluas. Kegiatan “Pojok Keuangan Rakyat” di Jatim Fest 2025 bahkan berhasil menarik lebih dari 45 ribu pengunjung dan mencatat transaksi sebesar Rp20,1 Miliar.
Dalam aspek perlindungan konsumen, layanan publik OJK terus meningkat. Sejak Januari hingga September 2025, OJK menerima 169 pengaduan melalui APPK, memberikan 6.661 layanan walk-in, dan memfasilitasi 39.867 layanan SLIK. Yunita menegaskan bahwa pengawasan terhadap market conduct, penanganan keuangan ilegal, serta penguatan literasi keuangan menjadi fokus untuk menjaga kepercayaan masyarakat. Ia juga menyoroti kolaborasi OJK dalam Indonesia Anti Scam Center (IASC) yang berhasil memblokir lebih dari 93.819 rekening terkait kejahatan keuangan dan membekukan dana sebesar Rp376,5 Miliar.
Menutup paparannya, Yunita menyampaikan bahwa penguatan sektor riil melalui Program Pengembangan Ekonomi Daerah (PED) juga terus dilakukan. Pada tahun 2025, fokus diberikan pada pengembangan komoditas Pisang Mas Kirana di Kabupaten Lumajang dan komoditas melon di Kabupaten Blitar dan Kabupaten Lamongan dengan pendekatan closed-loop ecosystem. Hingga September 2025, program ini telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp3,04 Miliar. (*red)
- Dipublikasi Pada 19 November 2025
- Baru Saja di Update Pada November 20, 2025
- Temukan Kami di Google News
Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).
