Petugas amankan praktek prostitusi di eks lokalisasi Dolly. (Foto: Istimewa/BS)
Infosurabaya.com – Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi minta untuk melakukan pengawasanan ketat di rumah kos sekitar dua eks lokalisasi, dolly dan moroseneng. Langkah ini diambil untuk mengantisipasi munculnya kembali praktik prostitusi terselubung, menyusul penindakan petugas dari Polrestabes yang menemukan praktek prostitusi.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menegaskan bahwa kasus yang ditindak bukan terjadi di area inti eks lokalisasi, melainkan di rumah kos sekitar. Ia memastikan kawasan Dolly kini telah berkembang menjadi pusat aktivitas usaha.
“Dolly-nya clear, aman, karena sudah ada sentra usaha seperti sentra sepatu. Ini adanya di kos-kosan,” ujar Eri, Sabtu (22/11/2025).
Menurutnya, sebagian besar pelaku prostitusi yang terjaring bukan warga Surabaya. Pemkot akan memulangkan mereka setelah menjalani pembinaan di shelter kota.
“Kalau warga Surabaya akan kami bina, tapi kalau bukan, kami koordinasikan dengan daerah asal,” katanya.
Untuk mencegah potensi praktik serupa, Pemkot bersama DPRD tengah merumuskan Perda Rumah Kos. Aturan itu akan memperketat sistem kos di permukiman, termasuk pelarangan kos campur laki-laki dan perempuan.
“Kalau campur, anak-anak bisa meniru. Jadi kos laki-laki harus laki-laki semua, perempuan ya perempuan semua,” tegasnya.
Eri juga meminta warga turut menjaga lingkungannya dengan selektif menerima penyewa dan melaporkan aktivitas mencurigakan.
“Kami minta warga aktif menjaga kampungnya dan segera lapor kalau ada gelagat mencurigakan,” ujarnya.
Selain memperkuat pengawasan, Pemkot juga mengevaluasi aktivitas UMKM dan wisata edukasi di kawasan eks Dolly agar kembali hidup. Dinas Koperasi, UMKM, dan Perdagangan diminta meninjau seluruh SWK dan sentra UMKM agar komoditas dagangan lebih sesuai kebutuhan pasar.
“Kalau tempatnya sepi, maka jenis dagangan harus disesuaikan,” kata Eri.
Untuk wisata edukasi, program akan digerakkan bersama Karang Taruna dan komunitas pemuda setempat. Pemkot menyiapkan alokasi anggaran Rp5 juta per wilayah pada 2026 untuk menghidupkan kembali kegiatan tersebut.
“Kita ingin pemuda yang menggerakkan agar mereka ikut memiliki dan menjaga,” pungkasnya.((Red))
- Dipublikasi Pada 22 November 2025
- Baru Saja di Update Pada November 22, 2025
- Temukan Kami di Google News
Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).
