Infosurabaya.com – Jumlah pengunjung Kebun Raya Mangrove (KRM) Surabaya terus meningkat sepanjang 2025. Data Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DPKP) Surabaya mencatat, total kunjungan di KRM Gunung Anyar dan Wonorejo mencapai 86.021 orang hingga 21 Desember 2025.
Kepala DPKP Surabaya Antiek Sugiharti mengatakan, Kebun Raya Mangrove Surabaya mencakup kawasan Gunung Anyar, Medokan Sawah, dan Wonorejo dengan luas total sekitar 34 hektar.
KRM Gunung Anyar menjadi lokasi dengan jumlah kunjungan tertinggi. Sepanjang 2025, kawasan ini dikunjungi 72.804 orang. Puncak kunjungan terjadi pada April dengan 8.979 pengunjung, disusul Mei 8.478 orang dan Juni 8.160 orang.
Sementara itu, KRM Wonorejo mencatat total 13.217 pengunjung, dengan rata-rata kunjungan sekitar 1.000 orang per bulan.
Antiek menyebut peningkatan kunjungan tersebut sejalan dengan pengembangan fasilitas yang dilakukan secara bertahap, tanpa mengesampingkan aspek keselamatan dan kelestarian lingkungan.
Di KRM Gunung Anyar, pengunjung dapat memanfaatkan sejumlah fasilitas seperti golf car, sepeda listrik, sepeda angin, ATV, hingga perahu wisata. Tersedia pula jogging track, kolam ikan terapi, playground, aviary, menara pantau, serta spot foto tematik.
Adapun fasilitas di KRM Wonorejo disesuaikan dengan daya dukung kawasan, di antaranya jogging track sisi barat dan timur, playground, kolam ikan terapi, dan spot foto edukatif.
DPKP Surabaya juga menegaskan, penerapan tarif masuk Kebun Raya Mangrove memiliki dasar hukum. Retribusi diberlakukan sesuai Peraturan Wali Kota Surabaya Nomor 26 Tahun 2025 tentang Retribusi Daerah.
Selain berdampak pada kunjungan wisata, pengelolaan Kebun Raya Mangrove turut melibatkan warga sekitar. Tercatat 20 pelaku UMKM makanan dan minuman beroperasi di kawasan tersebut, terdiri dari 15 UMKM Gunung Anyar dan 5 UMKM Medokan Ayu.
Hingga November 2025, total omzet UMKM di Kebun Raya Mangrove mencapai Rp 605,26 juta. Rinciannya, UMKM Gunung Anyar menyumbang Rp 575,85 juta dan UMKM Medokan Ayu Rp 29,4 juta.
Meski demikian, Antiek menegaskan Kebun Raya Mangrove Wonorejo memiliki mandat khusus sebagai kebun raya dan tidak dapat disamakan dengan kawasan wisata mangrove komersial lainnya.
Seluruh aktivitas di kawasan KRM dijalankan berdasarkan prinsip kebun raya dan standar konservasi, dengan fokus pada pelestarian, penelitian, dan pendidikan lingkungan.
Ke depan, Pemkot Surabaya akan melanjutkan pengembangan Kebun Raya Mangrove secara bertahap, dengan prioritas di Gunung Anyar dan Medokan Ayu, tanpa menghentikan penguatan fungsi konservasi di Wonorejo. ((Red))
- Dipublikasi Pada 23 Desember 2025
- Baru Saja di Update Pada Desember 23, 2025
- Temukan Kami di Google News
Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).
