Infosurabaya I Surabaya – Program “Kamis Mlipis” yang digagas Pemerintah Kota Surabaya, mewajibkan penggunaan Bahasa Jawa di lingkungan sekolah setiap hari Kamis, menuai apresiasi dari berbagai pihak. Anggota Komisi D DPRD Surabaya, Abdul Malik, menyebut program ini sebagai terobosan penting dalam melestarikan budaya lokal.
Abdul Malik menyatakan bahwa “Kamis Mlipis” bukan sekadar rutinitas mingguan, melainkan bagian dari strategi revitalisasi budaya Jawa, terutama bahasa Jawa halus (Krama Inggil) yang semakin jarang digunakan.
“Program ini adalah langkah konkret untuk menjaga warisan budaya kita. Bahasa Jawa adalah identitas kita, dan kita harus memastikan bahwa generasi muda terus menggunakannya,” ujar Abdul Malik, Kamis (7/8/2025).
Peraturan Wali Kota Surabaya No. 17 Tahun 2025 menetapkan Bahasa Jawa sebagai muatan lokal wajib dari TK hingga SMP. Tujuannya adalah melestarikan bahasa dan budaya Jawa, serta membentuk karakter siswa yang santun.
Abdul Malik mendorong agar implementasi “Kamis Mlipis” diperluas, tidak hanya pada aspek bahasa, tetapi juga visual dan karakter, dengan mewajibkan penggunaan baju tradisional khas daerah.
“Penggunaan bahasa daerah akan lebih selaras jika ditunjang dengan penggunaan baju adat. Ini akan memperkuat identitas budaya Jawa,” jelasnya.
Baca Juga : DPRD Surabaya Desak Pemkot Perkuat Perlindungan Anak Usai Kasus Prostitusi Remaja
Penggunaan seragam adat diyakini dapat memperkaya pendidikan karakter melalui praktik budaya yang nyata. Selain itu, kebijakan ini juga dapat memberikan dampak positif bagi UMKM lokal penyedia busana tradisional.
“Baju adat bukan hanya sarana pelestarian budaya, tetapi juga peluang bagi UMKM lokal untuk tumbuh dan berkembang. Ini adalah bentuk keberpihakan terhadap sektor ekonomi kreatif lokal,” ungkap Abdul Malik.
Abdul Malik juga menyoroti bahwa program ini selaras dengan Permendikbud Nomor 50 Tahun 2022 yang memperbolehkan penggunaan pakaian adat di sekolah sebagai bagian dari pendidikan karakter.
“Langkah ini sejalan dengan kebijakan nasional dalam membentuk siswa yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga berakar kuat pada budaya sendiri,” pungkas Abdul Malik. Dengan demikian, “Kamis Mlipis” diharapkan dapat menjadi momentum untuk memperkuat identitas budaya Jawa di kalangan generasi muda Surabaya.(Kdm)
- Dipublikasi Pada 8 Agustus 2025
- Baru Saja di Update Pada Agustus 8, 2025
- Temukan Kami di Google News
Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).
