Infosurabaya I Surabaya – Rentetan kebakaran di Surabaya kembali berlanjut. Setelah musibah yang melanda tujuh rumah di Gang Masjid Jemursari pada 17 September 2025 lalu, kini giliran kawasan padat penduduk di Jalan Jemur Wonosari Gang Lebar, Wonocolo, Surabaya, yang dilanda kobaran api pada Selasa (23/9/2025) pagi.
Kebakaran terjadi di Gang Salafiyah RT 7 RW 5 dan menghanguskan rumah semipermanen berukuran 5 x 4 meter milik Suwarti (56). Bangunan yang berada di belakang Kampus UINSA itu rata dengan tanah setelah dilalap api. Tidak hanya kehilangan tempat tinggal, Suwarti juga mengalami luka bakar di tangan kanan. Dugaan awal menyebutkan, sumber api berasal dari kebocoran tabung LPG.
Baca Juga : Senator Lia Istifhama Optimis Reshuffle Kabinet Prabowo Perkuat Soliditas Pemerintah
Kejadian tersebut pertama kali dilaporkan ke Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Surabaya pukul 06.25 WIB. Satu unit tempur Pos TIJ Joyoboyo langsung dikerahkan dan tiba enam menit kemudian. Meski warga sudah berusaha memadamkan api, DPKP tetap mengerahkan tujuh armada tambahan untuk memastikan api benar-benar padam dan tidak merembet ke bangunan lain.
Ketua RT 7, Ramadhany, mengatakan pihaknya sudah melaporkan insiden ini ke Polsek Wonocolo. Ia juga berkoordinasi terkait status rumah korban yang merupakan kontrakan semi permanen.
“Korban tinggal di rumah kontrakan. Saat ini kami sudah berkoordinasi dengan pihak kepolisian dan perangkat RW untuk tindak lanjut pembangunan kembali,” ujarnya didampingi Ketua RW 5, Poniman.
Ungkapan duka juga datang dari senator Lia Istifhama. Dari Senayan, ia menyampaikan empatinya karena korban merupakan tetangganya.
“Kami sangat berduka atas musibah yang menimpa Bu Suwarti. Saat ini kami sudah terhubung dengan bapak RT untuk memastikan langkah tindak lanjut,” kata Ning Lia.
Sebelumnya, Ning Lia juga sempat meninjau tujuh rumah yang terbakar di Wonocolo, tepatnya di Gang Masjid. Ia menegaskan pentingnya pencegahan kebakaran di wilayah padat penduduk. Menurutnya, penyediaan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) di setiap RT menjadi kebutuhan mendesak.
“Kebakaran sering terjadi di kawasan padat dengan akses jalan sempit. Dengan APAR di tiap RT, warga bisa bertindak cepat sebelum api membesar,” jelasnya.
Putri KH Maskur Hasyim itu juga mendorong adanya regulasi maupun langkah strategis pemerintah dalam membuka akses jalan di pemukiman padat, agar penanganan kebakaran lebih cepat dan efektif.(Ne)
- Dipublikasi Pada 24 September 2025
- Baru Saja di Update Pada September 24, 2025
- Temukan Kami di Google News
Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).
