Infosurabaya I Sidoarjo – Memasuki hari ketiga pasca runtuhnya bangunan mushola Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Khoziny di Sidoarjo, Jawa Timur, kabar duka terus bertambah.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat hingga Kamis (2/10/2025) hari ini, jumlah korban meninggal dunia telah mencapai 5 orang. Sementara itu, sebanyak 59 santri lainnya masih diperkirakan terperangkap di bawah reruntuhan.
Di tengah suasana duka, tim SAR gabungan terus berjuang tanpa henti dan berhasil membawa secercah harapan. Dalam 24 jam terakhir, mereka berhasil mengevakuasi lima orang santri dalam kondisi selamat dari puing-puing beton. Namun, satu di antara mereka kini dalam kondisi kritis dan harus mendapat penanganan medis khusus di RSUD Sidoarjo.
Proses evakuasi berjalan sangat lambat dan penuh risiko. Kepala Pusat Data BNPB, Abdul Muhari, menjelaskan bahwa tim SAR tidak bisa sembarangan menggunakan alat berat karena struktur reruntuhan yang sangat labil. Setiap getaran berpotensi menyebabkan keruntuhan susulan, yang bisa membahayakan nyawa korban yang masih terperangkap maupun tim penyelamat itu sendiri.
“Setiap bongkahan beton harus disingkirkan dengan strategi matang dan penuh kehati-hatian,” ujar Abdul Muhari.
Tim SAR terus bekerja tanpa lelah, berpacu dengan waktu untuk menjangkau puluhan nyawa yang masih menunggu pertolongan. Nasib 59 santri masih menjadi teka-teki, sementara keluarga korban dan seluruh masyarakat menahan napas, berharap akan ada lebih banyak keajaiban di tengah puing-puing tragedi.
Upaya penyelamatan terus dilakukan dengan melibatkan berbagai unsur, termasuk tim medis, relawan, dan ahli konstruksi. Pemerintah daerah dan pusat juga terus memberikan dukungan dan bantuan untuk mempercepat proses evakuasi dan memberikan penanganan terbaik bagi para korban.(Kdm)
- Dipublikasi Pada 2 Oktober 2025
- Baru Saja di Update Pada Oktober 2, 2025
- Temukan Kami di Google News
Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).
