Quantcast

Tren Stunting Turun, Surabaya Incar Tahun 2027 Tanpa Kasus Baru

Infosurabaya.com – Pemerintah surabaya/” title=”Kota Surabaya”>Kota Surabaya kembali menegaskan target besar dalam upaya menekan angka stunting: tidak ada kasus stunting baru pada 2027.

Asisten Administrasi Umum surabaya/” title=”pemkot surabaya”>Pemkot Surabaya, Anna Fajriatin, menyampaikan bahwa percepatan penurunan stunting membutuhkan kerja bersama. Ia menekankan perlunya sinergi lintas perangkat daerah, akademisi, kecamatan, kelurahan, penyuluh KB, hingga PKK untuk mencegah kasus sejak hulu.

“Pemkot tidak mungkin bekerja sendiri. Kolaborasi diperlukan untuk mencapai target tidak ada kasus baru pada 2027,” kata Anna dalam keterangannya yang dikutip pada Sabtu (6/12/2025).

Ia menjelaskan, target tersebut berarti tidak ada tambahan kasus baru, meskipun penanganan terhadap kasus lama tetap dilakukan secara berkelanjutan.

“Kalau ada penyakit bawaan dari tahun-tahun sebelumnya tidak apa-apa, tapi 2027 tidak boleh ada kasus baru,” ujarnya.

Kepala DP3A-PPKB Surabaya, Ida Widayati, memaparkan bahwa diseminasi ini bertujuan menyampaikan rekomendasi tim pakar AKS kepada perangkat daerah dan tenaga kesehatan.

Menurutnya, ada empat kelompok rentan yang menjadi prioritas pencegahan: calon pengantin, ibu hamil, ibu pasca melahirkan, dan balita.

Ida menyoroti pernikahan usia muda sebagai salah satu penyebab meningkatnya risiko stunting dalam lima tahun terakhir.

Melalui kelas calon pengantin, Pemkot melakukan tes kesehatan, pendampingan, dan penundaan kehamilan bagi calon pengantin yang dinyatakan anemia. “Ada beberapa calon pengantin yang anemia. Kami rekomendasikan untuk tidak hamil dulu dan kami damping,” ujarnya.

Sementara itu, panelis AKS, Prof Dr Tri Sumarmi, mengusulkan agar Pemkot memperkuat penanganan penyakit penyerta, seperti TBC pada orang tua dan calon pengantin, karena berpengaruh pada risiko stunting. “Harus dibarengi perbaikan lingkungan dan perilaku hidup bersih,” ucapnya.

Prof Mamik, sapaan Tri Sumarmi, juga menekankan pentingnya penanganan anemia berat pada calon pengantin melalui program yang tepat sasaran dari Dinas Kesehatan. Selain itu, kasus bayi lahir prematur juga menjadi temuan yang memerlukan intervensi khusus agar tidak memunculkan kasus stunting baru.

Meski begitu, Prof Mamik menilai tren penurunan stunting di Surabaya sudah sangat positif. Menurutnya, penurunan itu menunjukkan keseriusan Pemkot serta kuatnya kolaborasi berbagai pihak, termasuk perguruan tinggi seperti Universitas Airlangga.

“Penurunan stunting di Kota Pahlawan sangat bagus. Tinggal bagaimana menyelesaikan kasus yang sudah ada dan mencegah yang baru,” tutupnya. ((Red))

  • Dipublikasi Pada 6 Desember 2025
  • Baru Saja di Update Pada Desember 6, 2025
  • Temukan Kami di Google News

Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).


Follow WhatsApp Channel Infosurabaya.com
Follow