infoSurabaya| Surabaya- Ketua Dekranasda Jawa Timur, Arumi Bachsin Emil Dardak, menunjuk Universitas Ciputra (UC) Surabaya, khususnya Program Studi Fashion Design and Business (FDB), untuk memberikan pelatihan entrepreneurship dan pengembangan desain fesyen berbasis wastra daerah kepada siswa dan guru dari 38 SMK se-Jawa Timur
Program ini tidak hanya meningkatkan keterampilan desain, tetapi juga mengubah pola pikir siswa SMK dari pencari kerja menjadi pencipta peluang, sekaligus menggerakkan ekonomi daerah lewat kreativitas anak muda.
Pelatihan ini digelar selama 7-12 November 2025, terdiri dari tiga hari pembelajaran daring dan tiga hari praktik langsung di Laboratorium Jahit Dekranasda Jawa Timur, dengan fokus utama membekali peserta keterampilan menciptakan karya fesyen ready to wear yang memiliki nilai jual sekaligus mengangkat potensi wastra lokal dari setiap kabupaten/kota di Jawa Timur. “Setiap daerah di Jawa Timur memiliki keunikan wastra masing-masing. Peserta harus percaya diri dengan identitas daerahnya, menampilkan signature style, dan mengangkat potensi ekonomi lokal melalui karya mereka,” ujar Arumi Bachsin, dalam sambutannya saat membuka pelatihan,” ujar Arumi Bachsin.
Dalam kegiatan ini, Fabio Ricardo Toreh, S.Des., M.Des., dan Dr. Soelistyowati, S.Pd. M.Pd. , Dosen Fashion Design and Business UC Surabaya, berperan sebagai mentor utama. Materi pelatihan dikemas komprehensif dan aplikatif, mencakup:
- Mendesain produk yang komersial dan bernilai ekonomi tinggi.
- Membuat moodboard, colour range, dan konsep desain yang berpijak pada riset tren pasar.
- Teknik sketsa teknikal dan penempatan bahan wastra dengan kombinasi creative fabric seperti plisket dan smocking.
- Pendekatan estetika ketimuran agar desain modern tetap berakar pada nilai budaya lokal.
“Kami ingin membangun kesadaran bahwa desain yang baik bukan hanya indah, tetapi juga hidup di pasar. Ketika batik diolah dengan estetika modern, hasilnya bukan sekadar busana, tapi narasi budaya yang bernilai ekonomi,” jelas Fabio. “Kami juga berharap Gen Z semakin menghargai wastra daerahnya dan menjadikannya sumber inspirasi untuk berkarya,” tambahnya.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) 2024 menunjukkan, tingkat pengangguran terbuka (TPT) lulusan SMK masih tertinggi di Indonesia, yakni mencapai 8,6%. Salah satu penyebabnya adalah belum selarasnya kurikulum vokasi dengan kebutuhan industri kreatif yang menuntut kemampuan bisnis dan inovasi. Program kolaborasi antara Dekranasda Jatim dan Universitas Ciputra Surabaya ini menjadi jawaban konkret atas kesenjangan tersebut, dengan memberikan pelatihan berbasis praktik, desain, dan kewirausahaan. “Saya sangat senang bisa ikut pelatihan ini. Tantangannya luar biasa, apalagi saat harus membuat kostum berbahan batik hanya dalam dua hari dengan paduan warna dan desain apik. Mentor UC sangat membantu. Saya jadi terinspirasi untuk menciptakan ide baru yang punya daya jual,” ujar Berlian Susanti Putri, siswi SMKN 8 Surabaya, salah satu peserta program.
Kegiatan ini juga menjadi panggung bagi 38 kabupaten/kota di Jawa Timur untuk menampilkan kekayaan wastra masing-masing. Melalui pendekatan desain yang modern dan entrepreneurship, karya para siswa diharapkan dapat berdampak pada peningkatan ekonomi lokal sekaligus melestarikan budaya daerah. “Ketika generasi muda belajar mengelola potensi daerahnya dengan kreativitas dan nilai bisnis, mereka bukan hanya menciptakan karya, tetapi juga masa depan ekonomi kreatif Indonesia,” ujar Fabio menutup sesi pelatihan.(bro)
- Dipublikasi Pada 12 November 2025
- Baru Saja di Update Pada November 12, 2025
- Temukan Kami di Google News
Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).
