Quantcast

Surabaya Pacu Ekonomi Kreatif, Siapkan Peta Kreatif dan Kolaborasi Hepta Helix

Infosurabaya.com – Pemerintah surabaya/” title=”Kota Surabaya”>Kota Surabaya terus memperkuat sektor ekonomi kreatif sebagai bagian dari langkah menuju predikat UNESCO Creative City.

Kepala Bappendalitbang Surabaya, Irvan Wahyudrajat, menyebut saat ini terdapat 1.996 pelaku ekonomi kreatif di Kota Pahlawan. Dari empat sektor utama—kuliner, fashion, seni pertunjukan, dan kriya—kuliner menjadi penyumbang terbesar.

“Yang paling dicari wisatawan saat ke Surabaya adalah makanannya—mulai Rawon Setan sampai Rujak Cinggur,” ujar Irvan dalam keterangannya di Surabaya, Jumat (5/12/2025).

Irvan menegaskan bahwa percepatan menuju kota kreatif dunia membutuhkan kolaborasi tujuh unsur atau Hepta Helix: pemerintah, pelaku usaha, akademisi, NGO, media, komunitas, dan konsumen. Kolaborasi ini, kata dia, memastikan produk kreatif relevan dengan kebutuhan pasar.

“Pemerintah berperan sebagai inisiator dan fasilitator. Pengusaha menggerakkan produksi dan investasi, akademisi menjadi sumber inovasi, sementara komunitas dan media memperkuat promosi. Konsumen tetap yang paling menentukan pasar,” kata Irvan.

Untuk mempermudah wisatawan dan investor mengenali potensi ekraf Surabaya, Pemkot berencana mengembangkan Kartografi Kreatif atau peta spasial yang mudah diakses publik. Peta ini memuat titik lokasi sesuai tema wisata, seperti titik kuliner unggulan atau rute wisata pendidikan.

Irvan menjelaskan, pengembangan peta tersebut akan melibatkan perguruan tinggi agar hasilnya lebih presisi dan aplikatif.

Pemkot juga membuka ruang kolaborasi dengan berbagai kampus, termasuk UC. Irvan mencontohkan program KKN berbasis solusi, di mana mahasiswa turun ke kampung untuk mengidentifikasi masalah dan merumuskan solusi bersama warga. Selain itu, Pemkot menyiapkan Hi-Tech Mall sebagai ruang kreativitas dan inkubasi.

“Kami memiliki wadah untuk kolaborasi, dan mahasiswa bisa memanfaatkannya untuk menjawab tantangan di lapangan,” ujarnya.

Meski berkembang pesat, sektor ekraf Surabaya menghadapi tantangan. Salah satunya adalah melonjaknya harga sewa properti di kawasan yang baru direvitalisasi seperti Kota Lama dan Jalan Tunjungan.

“Fenomena aji mumpung ini menciptakan hambatan bagi calon investor. Masukan dari akademisi sangat kami perlukan untuk memperbaiki regulasi,” kata Irvan.

Rektor Universitas Ciputra, Wirawan Endro Dwi Radianto, menyambut baik ajakan kolaborasi tersebut.

“Kami siap menjadikan Surabaya sebagai laboratorium hidup untuk bereksperimen dan menciptakan hal-hal kreatif,” ujarnya.((Red))

  • Dipublikasi Pada 5 Desember 2025
  • Baru Saja di Update Pada Desember 5, 2025
  • Temukan Kami di Google News

Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).


Follow WhatsApp Channel Infosurabaya.com
Follow